Hindari Konflik Penggunaan Air, Balai PSDA Serayu Citanduy Galang KOPI PARI

Suara Purwokerto - Konflik penggunaan air rawan terjadi, ketika pengambilan air irigasi tidak sesuai dengan tempat, waktu, dan jumlahnya. Inilah yang potensial terjadi di Daerah Irigasi Kedunglimus Arca (DI. Arca). Penggunaan air irigasi untuk kolam ikan melebihi alokasi yang semestinya.

>Karena itulah, Balai PSDA Serayu Citanduy berkolaborasi  dengan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Banyumas,  Dinas Perikanan dan Kelautan  Kabupaten Banyumas serta Fakultas Perikanan dan ilmu Kelautan Universitas Jenderal Soedirman melaksanakan rapat koordinasi pelaksanaan Program Kolaborasi Pengendalian Air Irigasi (KOPI PARI) yang dilaksanakan di Balai Desa Pamijen Kec. Sokaraja Kabupaten Banyumas, akhir Juli lalu. Sosialisasi mengundang perwakilan pemilik kolam dan pembudidaya ikan yang memanfaatkan air irigasi di Daerah Irigasi Arca.

Alokasi air irigasi secara teknis sudah ditetapkan oleh pengelola irigasi sesuai dengan perencanaan sistem irigasi mulai dari sumber air ke saluran primer, saluran sekunder dan jaringan tersier. Sehingga pengambilan air irigasi yang tidak sesuai dengan tempat, waktu dan jumlahnya dapat mempengaruhi hak guna air irigasi pemakai air lainnya, kata  Kusdwiyanto, Kepala Balai PSDA Serayu Citanduy

>Lebih lanjut Kusdwiyanto menjelaskan, area irigasi teknis DI. Arca sebagian (sekitar 3 Ha) beralih fungsi menjadi kolam ikan karena dinilai lebih menguntungkan dibanding budidaya tanaman padi. Kondisi ini semakin rumit dan menimbulkan kehilangan air yang cukup besar jika air yang dipakai terbuang karena tidak kembali lagi ke saluran irigasi sesuai rencana.  Karena sebagian besar sistem irigasi air permukaan didesain dengan memanfaatkan gravitasi atau perbedaan topografi lahan. Kondisi ini dapat menyebabkan kekurangan air di areal hilirnya yang berpotensi merugikan pemakai air lainnya, papar dia.

Kusbiono Jumadi Rahman, Analisis akuakultur ahli muda Dinas Perikanan dan Peternakan  Kab. Banyumas yang hadir dalam acara itu menyatakan bahwa budidaya ikan seharusnya tetap memperhatikan pemakaian air baik dari jumlah maupun kualitasnya. Sehingga, ke depan diharapkan petani ikan tidak hanya memakai air irigasi tetapi mulai mengusahakan sumber air lain dan juga metode atau teknologi pemeliharaan yang lebih hemat air, jelas dia.

Rapat koordinasi ini menghasilkan kesepakatan lintas pemakai air irigasi dalam upaya mendukung alokasi air. Petani ikan akan berkomitmen mengatur dan menyesuaikan pengambilan air jika diperlukan melalui mekanisme buka tutup pengambilan di saluran tersier, jadwal pengambilan dan besaran pengambilan sesuai dengan ketersediaan  air irigasi. Dalam jangka panjang perlu dilakukan penyesuaian metode pengambilan air irigasi sehingga air bisa dikondisikan pemanfaatannya setelah dipakai oleh kolam ikan.

Dr. Nuning Vita Hidayati, S.Pi., M.Si., dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Jenderal Soedirman yang diundang sebagai narasumber juga mendukung langkah tersebut. UNSOED mempunyai program bantuan teknis dalam pemberdayaan masyarakat melalui LPPM. Tentu saja, semua upaya untuk kebaikan semua pihak harus menjadi prioritas kita semua, tegasnya.

>Sebagai upaya memperkuat kelembagaan irigasi, Balai PSDA Serayu Citanduy bersama-sama dengan  sektor terkait akan mendorong diaktifkannya induk perkumpulan petani pemakai air untuk mewadahi koordinasi dan komunikasi lintas pemakai air di wilayah DI. Arca.  Program Kolaborasi Pengendalian Pemanfaatan Air Irigasi diharapkan dapat untuk meningkatkan efisiensi alokasi air di wilayah Balai PSDA Serayu Citanduy Provinsi Jawa Tengah. 

<!--EndFragment-->