Lingkar Purwokerto

2 Dokter Baru Ini Kuliah Gratis di UNSOED

Rabu, 8 Mei 2024 07.59

Suara Purwokerto -
Fakultas Kedokteran (FK) Unsoed menyelenggarakan Sumpah Dokter Periode ke- 64 yang bertempat di Hotel Grand Karlita Purwokerto, Sabtu (04/05). Sejumlah 63 dokter baru dilantik, dan 2 di antaranya adalah penerima beasiswa Bidikmisi alias kuliah gratis. Mereka adalah Haula Ajra Kamila, dan Sendi Gumilang Kurniasari yang merupakan Angkatan 2018. 

Haula dan Sendi memulai perjalanan pendidikan dokternya, melalui jalur SNMPTN atau jalur undangan. Waktu itu mereka memantapkan diri hanya memilih satu program studi yaitu Kedokteran Unsoed, meskipun diberikan kesempatan memilih maksimal 3 program studi. 

Haula merupakan mahasiswi yang berasal dari Tasikmalaya, Jawa Barat. Bapaknya berprofesi sebagai karyawan swasta, dan ibu rumah tangga. Sedangkan Sendi merupakan mahasiswi yang berasal  dari Kediri, Jawa Timur. Bapaknya berdagang kecil-kecilan bertani.

“Waktu SMP masih bingung karena pembagian kelompok IPA dan IPS, mikirnya IPA mungkin jadi dokter, jika IPS kearah Ilmu Komunikasi atau yang lain. Alhamdulilah SMA masuknya IPA, dari kelas 1 sudah mulai berpikir untuk menjadi seorang dokter saja,” jelas Haula.

Sementara itu, Sendi yang merupakan anak nomor dua dari lima bersaudara ini memilih untuk melanjutkan pendidikan kedokteran waktu akhir pendidikan SMA. “Karena saya pada waktu SMA jurusan IPA, akhirnya memutuskan untuk melanjutkan Pendidikan kedokteran,” terangnya. 

Menurut Haula, selama menempuh perkuliahan, ada sedikit kendala, terkait waktu. “Cukup kaget pas waktu awal-awal masuk program studi kedokteran, mulai dari tugas-tugasnya, dan banyak pelajaran yang harus dikuasai sebelum praktikum. Selain itu juga tugas-tugas laporan. Saya sempat nangis,” ujar anak nomor tiga dari lima bersaudara ini.

Namun Haula dapat menyiasati kendala tersebut dengan membuat skala prioritas, yaitu dengan mendahulukan yang deadline lebih dahulu. 

Haula dan Sendi juga berbagi pengalaman berkesan selama menempuh Pendidikan Kedokteran. Salah satu yang menurutnya berkesan adalah ketika koas yang harus berpindah dari rumah sakit satu ke rumah sakit lainnya, yang jaraknya cukup jauh.

“Saya pernah di RSUD Cilacap, kemudian ke RSUD Margono Purwokerto, RSUD Banyumas, RSUD Ajibarang, dan Puskesmas-Puskesmas. Paling cepat 2 minggu, dan paling lama 2 bulan,” ujar Haula.
Hal yang sama juga dialami oleh Sendi. Menurut Sendi, untuk tetap bertahan disaat sulit adalah dengan ingat tujuan awal, ingat orang tua dan ingat umur. 

“Dengan mengingat tujuan awal, terutama jika saya sudah mengeluh karena ada masa yang sulit, saya berpikir, yang memilih masuk Fakultas Kedokteran siapa, kan saya sendiri,” ujar Sendi. 

Haula saat menempuh Koas berhasil meraih IPK 3,79, sedangkan Sendi berhasil meraih IPK 3,42. 
Mereka berdua berpesan kepada bidikmisi yang masih menempuh kuliah, semoga kedepan makin banyak mahasiswa dari kalangan yang kurang mampu, yang mempunyai cita-cita tingga bisa melanjutkan cita-citanya lewat bidikmisi.

“Untuk mahasiswa bidikmisi, berpesan kita sudah mendapatkan bantuan dari masyarakat sehingga ketika sudah selasai kuliahnya bisa kembali kemasyarakat untuk mengaplikasikan sebaik mungkin apa yang sudah di dapatkan di perkuliahan,” pungkas Haula.

Penulis: Ensa

Editor: Ismer

Berita Terkait

Copyright ©2024 Suara Purwokerto. All Rights Reserved

Version: 1.23.3 | Build ID: FHBRa1vRFd-dgFqX1RoWX