PKBM di Banyumas Buka Akses Pendidikan untuk Pekerja

Suara Purwokerto - Dinas Pendidikan Kabupaten Banyumas terus mendorong keberadaan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) sebagai salah satu jalur pendidikan nonformal yang memberi kesempatan belajar bagi masyarakat, khususnya mereka yang sudah bekerja namun ingin meningkatkan kompetensi maupun memperoleh ijazah.

Kepala Dinas Pendidikan Banyumas, Joko Wiyono, menjelaskan bahwa PKBM hadir sebagai solusi pendidikan fleksibel yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat.

“Kalau yang namanya PKBM, itu memang dimungkinkan untuk belajar di malam hari. Hal ini untuk melayani mereka yang bekerja, tapi tetap ingin mendapatkan peningkatan kompetensi atau ijazah sesuai dengan kebutuhan di tempat kerjanya,” ujarnya.

Menurut Joko, target peserta PKBM menyesuaikan dengan siapa saja yang membutuhkan layanan pendidikan. Sistem pembelajaran dirancang agar tidak mengganggu aktivitas kerja para peserta.

“PKBM bisa membuka peluang bagi siapa saja yang bekerja, tapi tetap ingin melanjutkan pendidikan. Mereka tetap bisa belajar lewat jalur nonformal tanpa meninggalkan pekerjaannya,” jelasnya.

Di Banyumas sendiri, keberadaan PKBM cukup merata. Saat ini terdapat empat PKBM di Kota Purwokerto, dua PKBM di Sumbang, serta beberapa lainnya yang tersebar di kecamatan lain. Jumlah siswa yang terdaftar pun bervariasi, menyesuaikan kapasitas dan kebutuhan masyarakat.

Soal pengajar, Joko menyebut bahwa tutor PKBM berasal dari dua kategori. Pertama, murni pengajara PKBM, kedua pengajar yang berlatar belakang guru sekolah formal.

“Pengajarnya ada yang memang murni tutor PKBM, tetapi juga ada guru dari sekolah formal yang diminta tenaganya untuk mengajar di luar jam dinas,” katanya.

PKBM diharapkan mampu menjadi salah satu instrumen penting dalam mewujudkan pendidikan sepanjang hayat di Banyumas. Melalui jalur nonformal ini, masyarakat yang sebelumnya terkendala waktu maupun biaya dapat tetap menempuh pendidikan dan meningkatkan daya saing di dunia kerja.

“Intinya PKBM memberi kesempatan luas bagi masyarakat untuk terus belajar. Siapa saja bisa memanfaatkan, karena pendidikan adalah hak semua warga negara,” pungkas Joko.