Inovasi “SIPENBAPER” Dinakerkop UKM Optimalkan Penatausahaan Barang

Suara Purwokerto - Dalam era digitalisasi yang semakin pesat, inovasi digitalisasi penatausahaan barang menjadi sangat penting untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam pengelolaan aset dan barang. Hal tersebut untuk menciptakan sistem yang lebih transparan, akuntabel, dan mudah diakses dalam mengelola penatausahaan barang.

Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian pada Dinas Tenaga Kerja Koperasi dan UKM Kabupaten Banyumas, Sri Haryani, SE mengatakan saat ini pihaknya sedang menyusun inovasi SIPENBAPER, yaitu Sistem Pencatatan Barang Persediaan. Inovasi ini merupakan sebuah inovasi aksi perubahan kualitas pelayanan publik yang disusun dengan tujuan untuk mengoptimalkan penatausahaan barang melalui sistem informasi digital yang akurat,Transparan dan real time untuk optimalisasi Aset Dinas Tenaga Keja Koperasi dan UKM Kabupaten Banyumas.

“Tujuan dari digitalisasi penatausahaan barang adalah untuk meningkatkan kualitas pengelolaan aset dan barang, serta meminimalkan kesalahan dan kehilangan data. Dengan menggunakan teknologi digital, kita dapat mengoptimalkan proses pengelolaan barang, mulai dari pengadaan hingga pemeliharaan dan penghapusan,” katanya

Sri Haryani mengatakan pencatatan barang persediaan saat ini masih dilakukan secara manual. Menurutnya metode ini, memiliki keterbatasan dalam menjamin akurasi dan kecepatan informasi. Permasalahan ini terkonfirmasi dengan adanya selisih saldo akhir persediaan yang signifikan antara catatan internal unit kerja dengan catatan pada Badan Keuangan dan Aset Daerah (BKAD).

“Ketidaksesuaian ini tidak hanya menimbulkan potensi permasalahan dalam penyusunan laporan keuangan, tetapi juga menjadi dasar pemeriksaan oleh Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI). Temuan adanya selisih saldo persediaan mengindikasikan adanya potensi kelemahan dalam sistem pencatatan dan pengelolaan barang persediaan yang berjalan saat ini. Beberapa faktor yang mungkin berkontribusi terhadap kondisi ini antara lain adalah risiko human error dalam pencatatan manual, kurangnya integrasi antara pencatatan fisik dengan pencatatan keuangan, serta kesulitan dalam melakukan rekonsiliasi data secara periodik dan akurat,” tambahnya.

Dengan inovasi Sipenbaper, Yani berharap penatausahaan barang dapat membantu meningkatkan kualitas pengelolaan aset dan barang, serta meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam pengelolaan organisasi.

Inovasi ini telah diluncurkan oleh Sekda Kabupaten Banyumas Dr. Agus Nur Hadie, S.Sos, M.Si bersamaan dengan 26 inovasi peserta Pelatihan Kepemimpinan Pengawas (PKP) Kabupaten Banyumas Tahun 2025, yang bekerja sama dengan BPSDMD Provinsi Jawa Tengah.

Dalam kesempatan tersebut, Sekda Banyumas Agus menegaskan bahwa perkembangan teknologi digital, derasnya arus informasi, dan dinamika masyarakat menuntut birokrasi untuk memberikan pelayanan publik yang cepat, tepat, dan berkualitas. Menurutnya, paradigma birokrasi lama yang hanya berfokus pada fungsi administratif sudah tidak relevan dengan kebutuhan masyarakat saat ini.

“Inovasi bukan lagi sekadar pilihan, melainkan sebuah kebutuhan dan keharusan. Tanpa inovasi, birokrasi akan tertinggal dan kesulitan mengikuti perkembangan zaman,” tegas Agus.