Selasa, 17 Desember 2024 18.49
HARI LIBUR UNTUK PEKERJA MIGRAN
Suara Purwokerto - Hai, namaku Yuni Sulistiani. Saya adalah seorang pekerja migran dari Indonesia yang saat ini bekerja di Singapura. Sebagai Caregiver, hari-hari saya biasanya penuh dengan rutinitas pekerjaan yang kaitannya dengan penjagaan dan perawatan pasien. Meski demikian, hari libur menjadi sesuatu yang sangat saya nantikan dan sangat berarti bagi kehidupan saya.
APA YANG SAYA LAKUKAN SAAT HARI LIBUR?
Setiap hari libur, saya menggunakannya dengan bijak untuk memperkaya diri dan mengembangkan potensi. Saya mengikuti kelas caregiver di HOME Academy untuk meningkatkan keterampilan saya dalam merawat orang lain.
Setelah lulus dari HOME ACADEMY BASIC CAREGIVER, NURSING AIDE dan HEALTHCARE ASSISTANCE, saya diterima bekerja di Active Global Company sebagai Live-in Caregiver. Sekarang, saya tengah melanjutkan sekolah di Comprehensif Elder Care di Legend Training Centre.
Selain itu, saya pernah mengisi acara puisi di Migrant Writers of Singapore, sebuah komunitas yang mengumpulkan suara-suara pekerja migran berbakat dalam seni tulisan. Saya juga sempat menjadi salah satu dari 8 penulis puisi yang karyanya dicetak dalam event On Sundays, We Play sebagai pekerja migran pertama dari Indonesia yang menerima award.
Beberapa kali pula saya mengikuti program buku anthology puisi dan cerita pendek, mengikuti kompetisi puisi, menjadi video editor beberapa lagu untuk Baroe Publisher, menulis puisi di blog pribadi, memproduksi video puisi untuk kanal youtube saya dan beberapa hal lainnya.
MENGAPA HARI LIBUR ITU PENTING?
Hari libur bukan sekadar waktu untuk beristirahat. Bagi saya, hari libur adalah kesempatan untuk bersosialisasi dengan sahabat dan bertemu orang-orang baru. Dari pertemuan ini, saya memperoleh banyak ilmu, pengalaman, dan bahkan kesempatan untuk membangun jaringan yang sangat berguna bagi masa depan saya. Berkat hari libur, saya dapat terus berkembang dan mengeksplorasi berbagai minat serta hobi yang saya miliki.
Saya berharap, kedepannya saya bisa melanjutkan study ke jenjang yang lebih tinggi dalam perawatan lansia dan mendapatkan pekerjaan yang lebih baik lagi.
Sayangnya, tidak semua pekerja migran memiliki kesempatan yang sama. Saya sering melihat rekan-rekan saya yang tidak memperoleh hari libur mengalami tekanan emosional yang besar. Mereka juga cenderung bermasalah dengan kesehatan mental karena pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan ruang untuk bersosialisasi. Kurangnya kesempatan untuk mengakses pendidikan yang hanya tersedia saat hari libur juga membuat banyak dari mereka tidak dapat mengembangkan bakat dan minatnya.
HARI LIBUR DALAM PEKERJAAN SAAT INI
Dalam pekerjaan saya saat ini, saya memiliki dua hari libur dalam sebulan. arena harus berbagi hari libur dengan teman sekerja. Saya berharap ke depannya, kami bisa mendapatkan empat kali hari libur dalam sebulan dan juga setiap hari libur nasional. Ini akan memberi saya lebih banyak waktu untuk mengembangkan bakat dan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih baik, guna mendukung karir saya sebagai caregiver.
Di pekerjaan saya sebelumya, saya juga hanya mendapatkan dua hari libur perbulan sehingga banyak sekali undangan untuk mengisii berbagai kegiatan positif terutama yang berhubungan dengan literasi terpaksa saya tolak.
Sangat sedih memang, karena berbagai event ini bisa saya gunakan juga untuk memperkenalkan sekaligus mengedukasi teman-teman migran maupun masyarakat awam bahwa pekerja migran juga dapat berprestasi melalui berbagai kegiatan positif di hari libur.
Harapan saya, pemerintah Singapura, Agency, perusahaan healthcare service untuk Live-in Caregiver dan para majikan bisa lebih memahami pentingnya hari libur bagi pekerja migran. Dengan dukungan tersebut, kami bisa lebih berdaya dan memberikan kontribusi yang lebih baik tidak hanya bagi keluarga majikan, tetapi juga bagi masyarakat luas.
Penulis: Yuni Sulistiani
Editor: Parsito Tommy
Copyright ©2025 Suara Purwokerto. All Rights Reserved
Version: 1.23.3 | Build ID: FHBRa1vRFd-dgFqX1RoWX