Sabtu, 6 April 2024 08.51
Dua dosen dari Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan (FPIK) Unsoed R.Taufan Harisam dan Joni Johanda Putra sedang studi doktoral
(S3) di Departemen Life Science, Tunghai University, Taiwan. Saat gempa
terjadi, mereka sedang mengerjakan aktivitas rutin di laboratoriumnya
masing-masing di kampus Tunghai University di kota Taichung, Taiwan.
Untungnya mereka di posisi yang agak jauh
dari kota yang terdampak parah, yaitu kota pesisir Hualien. “Saya hanya merasakan
gempa pada bangunan yang bergoyang-goyang selama dua menit-an dan disusul
dengan tiga kali gempa susulan yang lebh ringan,” cerita Taufan.
Menurut dia, pada umumnya penduduk Taiwan
tidak panik. “Mereka menyikapinya biasa-biasa saja, kemungkinan karena kualitas
bangunan yang sudah anti gempa. Walaupun gedung bergoyang kencang selama
beberapa menit, mereka selamat. Di waktu bersamaan, HP mereka berbunyi pada
saat gempa mulai bergetar sebagai tanda peringatan gempa dari Pemerintah
Taiwan,” ungkap dosen ahli Ecology of Marine Macroalgae itu.
Taufan mengaku, ini memang gempa terbesar
yang dia rasakan sejak tinggal di Taiwan. “KBRI menghimbau agar seluruh WNI di
Taiwan khususnya di wilayah Hualien untuk tetap waspada terkait potensi gempa
susulan,” tambahnya.
Sementara itu, Sulistyandari, dosen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Unsoed yang sedang kuliah Program S3 di
National Yunlin University of Science and Technology (NYUST) juga melaporkan
kondisinya aman-aman saja.
“Gempa ini lebih besar kekuatannya apabila dibandingkan
dengan gempa pada tahun 1999 silam yang juga memakan banyak korban jiwa 2.400
orang dan menghancurkan 50.000 bangunan. Gempa kali ini masuk dalam kategori
gempa terdahsyat dengan level tertinggi yaitu 6,” ujar Sulistyandari.
Sebelum terjadi gempa besar ini, ada gempa awal
sekitar pukul 03:26:33 dengan kekuatan 4.8 SR yang berpusat di Chiayi. Kota ini
dekat dengan tempat tinggal Sulistyandari di Taiwan, Douliu, Yunlin County yang
berjarak sekitar 35 kilometer. “Namun gempa di Hualien tidak begitu terasa
karena berjarak cukup jauh sekitar 300-an kilometer,” jelas perempuan yang
sudah tinggal di Taiwan selama empat tahun ini.
Saat ini, masyarakat Taiwan, menurut Sulistyandari,
sedang libur panjang dalam rangka spring break dari tanggal 4 April sampai
dengan 7 April 2024. “Tanggal 4 April merupakan Children’s Day dan 4 - 7 April
merupakan perayaan Tomb Sweeping Day yang bertujuan untuk mengingat dan
menghormati leluhur di kuburan.” (ES)
<!--EndFragment-->
Penulis: Edsa
Editor: Ismer
Copyright ©2024 Suara Purwokerto. All Rights Reserved
Version: 1.23.3 | Build ID: FHBRa1vRFd-dgFqX1RoWX