Sabtu, 13 Desember 2025 14.51 WIB

Suara Purwokerto - Sejak beberapa tahun silam, jalan protokol di Kota Purwokerto di-setting menjadi satu arah (one way traffic; OWT). Untuk Jalan Jendral Sudirman, OWT diberlakukan mulai dari pertigaan timur Pasar Wage hingga sisi barat Alun-alun Purwokerto. Adapun ke arah timur, OWT berlaku untuk Jalan Gatot Subroto bersambung dengan Jalan Komisaris Bambang Suprapto.
Secara teoretis, pemberlakuan jalan satu arah adalah untuk mengurangi dan mengurai
kemacetan lalu lintas. Langkah yang ditempuh Bupati Banyumas era Aris Setiono adalah menggeser jam masuk kerja bagi PNS: dari pukul 07.00 WIB menjadi pukul 07.15 WIB. Pertimbangannya, agar tak terjadi penumpukan kendaraan karena ada kesamaan waktu masuk kerja PNS/ASN dengan jam masuk sekolah.
Saat terjadi pandemi covid-19, jalur lalu lintas di Purwokerto diperketat sedemikian rupa. Ketika suasana sudah kembali normal, kini masih tersisa dua jalur searah di dalam kota. Pertanyaannya, adakah urgensi pemberlakuan "jalur searah" pada saat kondisi baik-baik saja?
Penentuan trayek angkutan, termasuk penentuan jalur-jalur, idealnya didasarkan pada hasil kajian. Setidaknya, pola pergerakan orang dan barang (mobility) bisa dikaji melalui "road side interview" dan "origin-destination survey". Kedua cara ini dapat dijadikan dasar untuk penentuan jalur lalu lintas.
Dengan dibangunnya Undespass Sudirman di sisi barat Kota Purwokerto, salah satu simpul kemacetan berupa lintasan rel sebidang sudah teratasi. Jika dicermati, ada beberapa titik simpul kemacetan yang bersifat sangat temporer alias sementara.
Titik-titik simpul kemacetan temporer Jalan Gatot Subroto ada di sekitaran SMA Burderan, SMA 2, SMA 1, SMK 2, dan SD Kristen Purwokerto. Titik serupa di Jalan Jendral Sudirman ialah di sekitaran SMP 1 Purwokerto. Titik-titik tersebut menjadi padat setiap menjelang jam masuk dan pulang sekolah, bukan?
Menurut saya, jalur satu arah di jalan protokol Kota Purwokerto kurang efisien. Inefisiensi dimaksud adalah bertambahnya jarak dan waktu tempuh. Jarak dan waktu tempuh berdampak langsung pada konsumsi BBM (pemborosan) dan emisi gas buang (polusi).
Dengan demikian, pemberlakuan jalur satu arah di jalan protokol perlu ditinjau ulang. Saya yakin, pemberlakuan jalur dua arah akan disambut oleh para pengguna jalan. Kemacetan temporer di sejumlah titik simpul dapat diatasi dengan mengefektifkan zona aman sekolah (safe zone). Nah!
*Akhmad Saefudin SS ME
Pemerhati masalah sosial, tinggal di Purwokerto.
Penulis: Writer
Editor: Andi Ismer
Suara Purwokerto adalah portal berita terpercaya yang menyajikan informasi terkini tentang berbagai topik penting di kawasan Purwokerto, Banyumas, Purbalingga, dan Cilacap. Dapatkan berita terbaru mengenai peristiwa lokal, ekonomi, politik, budaya, hiburan, dan wisata. Kami memberikan informasi yang relevan dan up-to-date setiap harinya, mulai dari berita nasional hingga cerita-cerita inspiratif yang hadir dari masyarakat sekitar.
Sebagai portal berita yang fokus pada perkembangan daerah, kami menghadirkan berita Purwokerto yang mencakup segala aspek kehidupan masyarakat. Mulai dari wisata yang mempesona di Jawa Tengah, kebijakan pemerintah yang berdampak langsung pada kehidupan warga, hingga berita-berita hiburan yang menghibur. Suara Purwokerto berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat dan terpercaya bagi pembaca di seluruh Indonesia.
Selain menyajikan berita-berita lokal, Suara Purwokerto juga menjadi tempat bagi kolom opini, artikel budaya, serta liputan mendalam tentang kehidupan sosial dan politik di Indonesia. Dengan berita hari ini yang selalu up-to-date, kami memastikan pembaca selalu mendapatkan informasi yang berguna dan bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari mereka. Ikuti terus perkembangan terbaru dan jadilah bagian dari komunitas pembaca setia kami di Suara Purwokerto.

Copyright ©2025 Suara Purwokerto. All Rights Reserved
Version: 1.26.2-gudjlLaK9NFlvoznR8L-D