Kolom

Khasanah Bahasa Banyumasan (1)

Jumat, 21 November 2025 21.09 WIB

Akhmad Saefudin SS ME Praktisi bahasa dan kepenulisan, tinggal di Purwokerto

Suara Purwokerto - Suatu ketika, kalau tidak salah dengar, Kang Tohari pernah berujar bahwa bahasa Banyumasan adalah bahasa Jawa paling tua di antara bahasa Jawa yang lain. Bahkan, dikatakan bahwa bahasa Banyumasan itu berakar dari Bahasa Kawi. Saat budayawan asal Tinggarjaya itu berucap demikian, saya sempat bertanya-tanya dalam hati. Apa betul demikian?

Ucapan Kang Tohari itu sudah berlalu entah berapa tahun silam. Dan, selama ini, hampir tidak pernah saya pikirkan secara serius.

Beberapa hari belakangan, saya merenungkan (kembali) kata-kata Kang Tohari. Saya tidak melacak bahasa Banyumasan dan bahasa Kawi dari sisi sejarah, tetapi saya lebih tertarik untuk mengkaji kosa kata bahasa Banyumasan, yang ternyata memang sedemikian kaya dan unik.

Coba simak pembahasan saya berikut! Menggunakan "tangan kosong" untuk menyakiti seseorang itu banyak sekali ragamnya. Dan, jika bahasa Banyumasan itu bukan bahasa yang berumur tua, rasa-rasanya sulit mendapati beragam kosa kata tersebut.

Coba perhatikan beberapa contoh berikut.

Satu, menyakiti seseorang dengan menggunakan jempol dan jari telunjuk sekaligus disebut "njiwit", dari kata "jiwit", yang artinya: mencubit.

Dua, masih dengan cara yang sama namun tempatnya berbeda, maka ada istilah sendiri. Jiwit pada bagian pipi disebut "njiwel". Lebih tepat lagi, "njiwel" adalah untuk mencubit bagian pipi yang "gembil" alias tembem.

Tiga, masih dengan bagian tangan yang sama namun Anda lakukan di tempat berbeda, maka istilah yang dipakai berbeda pula. "Theot" adalah mencubit bagian bokong atau pantat, dengan sedikit gerakan memutar.

Empat, menyakiti bagian kepala dengan keempat jari dilipat, namun yang digunakan untuk memukul adalah punggung jari tengah itu disebut "thothok".

Lima, memukul bagian kepala masih dengan posisi yang sama, tangan diputar dan ibu jari sebagai pusat putaran, maka itu disebut "glitho".

Enam, memukul dengan tangan dan jari-jari terbuka dengan sasaran pipi disebut "tampong".

Tujuh, masih dengan posisi jari-jari terbuka dengan sasaran bagian kepala, maka ia disebut "keplak"

Delapan, memukul dengan telapak tangan terbuka dengan sasaran bagian tubuh yang berdaging (lengan, paha, pantat) adalah "tabok".

Sembilan, memukul dengan posisi tangan menggenggam disebut "antem". Silakan cek! Untuk pukulan bagian tubuh mana istilah "antem" ini digunakan.

Sepuluh, jika Anda memukul dengan tangan mengepal dan sasarannya bagian kepala itu namanya "jotos".

Sebelas, jika Anda melakukan pukulan dengan sasaran bagian muka atau pelipis, ia disebut "tempiling". Konon, bagian pelipis itu disebut "tempilingan".

Dua belas, pukulan keras dengan sasaran bagian badan atau kepala boleh jadi itu yang disebut "bithi".

Tiga belas, mencubit pipi seseorang dengan maksud meledek atau mengolok istilah populernya adalah "jembel".

Empat belas, menarik rambut kepala dengan kelima jari tangan disebut "jambak". Pertengkaran antara wanita dengan saling menarik rambut satu sama lain namanya "jambak-jambakan".

Lima belas, menyakiti seseorang dengan sasaran telinga, menggunakan jari tengah yang dihentakan lepas dari ibu jari disebut "slentik".

Menyakiti fisik seseorang dengan menggunakan tangan kosong, setidaknya ada 15 (lima belas) macam istilah. Meskipun sudah tahu sedemikian banyak cara kerja tangan kosong itu, namun saya minta Anda jangan melakukan satu pun di antara mereka. Cukup sebagai pengertian saja. Kalau sesekali terpaksa, cukuplah dengan isyarat "slentik" atau sekadar "warning".

Wa ba'du. Aja seneng njiwit, apa maning nabok nyilih tangan. Jangan suka mencubit, apalagi menyakiti seseorang lewat orang lain. Nah! (*)

Penulis: Writer

Editor: Andi Ismer

Berita Terkait

Suara Purwokerto adalah portal berita terpercaya yang menyajikan informasi terkini tentang berbagai topik penting di kawasan Purwokerto, Banyumas, Purbalingga, dan Cilacap. Dapatkan berita terbaru mengenai peristiwa lokal, ekonomi, politik, budaya, hiburan, dan wisata. Kami memberikan informasi yang relevan dan up-to-date setiap harinya, mulai dari berita nasional hingga cerita-cerita inspiratif yang hadir dari masyarakat sekitar.

Sebagai portal berita yang fokus pada perkembangan daerah, kami menghadirkan berita Purwokerto yang mencakup segala aspek kehidupan masyarakat. Mulai dari wisata yang mempesona di Jawa Tengah, kebijakan pemerintah yang berdampak langsung pada kehidupan warga, hingga berita-berita hiburan yang menghibur. Suara Purwokerto berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat dan terpercaya bagi pembaca di seluruh Indonesia.

Selain menyajikan berita-berita lokal, Suara Purwokerto juga menjadi tempat bagi kolom opini, artikel budaya, serta liputan mendalam tentang kehidupan sosial dan politik di Indonesia. Dengan berita hari ini yang selalu up-to-date, kami memastikan pembaca selalu mendapatkan informasi yang berguna dan bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari mereka. Ikuti terus perkembangan terbaru dan jadilah bagian dari komunitas pembaca setia kami di Suara Purwokerto.

Copyright ©2025 Suara Purwokerto. All Rights Reserved

Version: 1.26.2-thzlkiwVfXIkJtKGqdSGS