Budaya

Amazing Lengger Festival

Jumat, 2 September 2022 21.47

Amazing Lengger Festival

Suara Purwokerto - Sebanyak 75 seniman dari Banyumas, Wonosobo, Yogyakarta, dan Solo bakal menampilkan garapan 'Lengger Banyusobo' pada pertunjukkan Amazing Lengger Festival, Panggung Pandawa Dieng Culture Festival, 3 September 2022, mulai pukul 14.00.
Pentas kolosal garapan kolaborasi bersama tim Rianto Dance Studio Community dan didukung oleh Bank Indonesia, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif ini menjadi pagelaran perdana di ajang tahunan tersebut.
Koreografer Lengger Banyusobo, Rianto mengatakan, tari garapannya ini merupakan metamorfosa dari garapan seni tari dan musik tradisi lengger yang dirangkai dalam seni pertunjukan spektakuler. Beragam unsur seni juga hadir dalam kolaborasi ini.
Kolaborasi seni ini memadukan tari kontemporer, tari Baladewa, seni tradisi ebeg atau kuda kepang, tari tradisi Barongan, dan tarian bodoran yang biasanya muncul pada pertunjukan Lengger. 
"Kami tambahkan sedikit sentuhan keberagaman tampilan wastra batik yang melekat pada kostum karnaval," tuturnya, saat menggelar gladi bersih di Pendapa Kecamatan Banyumas, Kamis, 1 September 2022.
Dia menuturkan, pada masa lalu, lengger dikreasikan oleh petani sebagai bagian dari ritus kesuburan. Kesenian ini memiliki latar belakang paradigma simbolisasi hukum alam yang serba dua sisi seperti baik-buruk, kebahagiaan-kesedihan, siang dan malam.
Menurutnya, dimensi ketubuhan penari lengger dalam tradisi kesenian ini muncul sebagai bentuk personifikasi magis utamanya saat kerasukan indang, dan diperlakukan sebagai dunia meta realistis. Di sisi lain, pertunjukan lengger juga cukup lama terkungkung oleh pakem.
"Melalui pertunjukan Amazing Lengger Festival, saya berusaha melepaskan hal-hal yang bersifat umum sebagai wacana baru terhadap pertunjukan lengger di dalam bingkai tradisi untuk generasi muda saat ini. Artinya, lengger tidak lepas dari daya kreativitasnya yaitu bukan saja sebagai ritus kesuburan,tetapi juga sebagai penanda baru yang sehimpunan irama gerakan yang menekankan pesan setiap manusia berhak hidup dalam keberagaman tanpa diskriminasi dan persekusi," imbuhnya.
Pada pementasan ini, Rianto menggandeng seniman asal Spanyol, Rodrigo Parejo yang memainkan alat musik flute. Musisi serba bisa ini mengaku baru pertama kali berkolaborasi dengan musik tradisional Banyumasan. Selama ini dia terbiasa tampil dengan iringan musik gamelan. 
"Musiknya lebih dinamis dan rancak, saya juga menyukai nada-nada berkarakter oriental," kata Rodrigo.
Untuk pagelaran ini, Rodrigo mengaku harus beradaptasi dengan karakter musik calung Banyumas terlebih dahulu. Selain itu dia juga perlu memahami dan menjiwai musiknya.

Penulis: Humas Rumah Lengger/Nugroho PS

Editor: Andi Ismer

Berita Terkait

Copyright ©2024 Suara Purwokerto. All Rights Reserved

Version: 1.23.3 | Build ID: FHBRa1vRFd-dgFqX1RoWX