Suara Purwokerto - BANYUMAS - Jemparingan Gladhen Ageng Sadewo Cup 2 dengan tema "Sawiji Greget Sengguh Ora Mingkuh" sukses diikuti oleh 210 peserta pada Minggu, 4 Juni 2023. Event yang diadakan di Alun-alun Banyumas ini menjadi ajang nguri-uri budaya Banyumas yang berpotensi untuk dilaksanakan secara rutin.
Wakil Bupati Banyumas, Sadewo Trilastiono, menyatakan harapannya agar Jemparingan Ageng menjadi agenda tahunan yang tetap dilaksanakan di kecamatan Banyumas. Menurutnya, hal ini merupakan bagian dari upaya untuk mengangkat wisata budaya di Banyumas atau yang sering disebut sebagai kota lama Banyumas.
Event Gladhen Ageng yang telah mencapai tingkat nasional ini menjadi daya tarik tersendiri. Sadewo Trilastiono berencana untuk terus meningkatkan kualitas acara ini agar semakin meriah. Dari lebih dari 200 peserta, yang hadir berasal dari berbagai wilayah di Indonesia, mulai dari Jawa Timur hingga Banten.
Dengan diadakannya Jemparingan secara konsisten, diharapkan dapat menjadi magnet wisata yang menarik minat masyarakat. Sadewo mencontohkan kesuksesan Sendra Tati Ramayana di Solo yang semakin diminati karena rutin digelar setiap tahun. Selain itu, para peserta yang datang dari berbagai kota diharapkan juga mengunjungi wisata heritage di Banyumas, seperti museum wayang, rumah batik, kampung Nopia, dan lainnya.
Jemparingan sendiri merupakan bentuk panahan tradisional yang dilakukan sambil duduk. Awalnya, Jemparingan hanya dilakukan di lingkungan keraton, namun kini kegiatan ini semakin merakyat. Ketua paguyuban Gendewomas, Yugo Triono, menyatakan bahwa Gladhen Ageng Jemparingan adalah wujud kepedulian paguyuban dalam melestarikan budaya. Saat ini, di Banyumas sudah ada tujuh paguyuban yang aktif mengenalkan Jemparingan kepada masyarakat, meskipun jumlahnya masih terbatas.
Yugo mengungkapkan komitmennya bahwa Gladhen Ageng Jemparingan akan diadakan secara rutin. Mereka berupaya untuk terus meningkatkan aspek-aspek seperti tampilan, performa, dan lainnya. Selain itu, rencananya acara ini akan digabungkan dengan wisata-wisata yang ada di Banyumas, seperti rumah lengger, museum wayang, dan kampung Nopia. Dengan menambahkan elemen wisata, diharapkan event ini semakin menarik perhatian masyarakat.
Untuk memperkenalkan Jemparingan kepada lebih banyak orang, rencananya akan melibatkan siswa SMP dan SMA serta instansi pemerintah dan swasta. Pada event Jemparingan tahun ini, terdapat 210 peserta yang turut berpartisipasi, jumlah tersebut sedikit lebih rendah dibanding tahun sebelumnya yang mencapai 230 peserta. Hal ini disebabkan oleh adanya event serupa yang diadakan di Jogjakarta dan Tasik.
Salah satu hal menarik dari Jemparingan adalah penggunaan baju adat dari masing-masing daerah oleh para peserta serta cara memanah dengan duduk bersila. Selain itu, perangkat yang digunakan dalam Jemparingan juga terbuat dari bahan alami seperti bambu dan kayu, tanpa ada unsur besi. Jarak bidikan dalam Jemparingan mencapai 30 meter dengan sasaran berupa bandul berwarna merah, kuning, dan putih, yang memiliki skor tersendiri.
Gladen Ageng Jemparingan diharapkan menjadi bagian dari upaya pelestarian budaya di Banyumas. Dengan mengadakan acara ini secara rutin, masyarakat diharapkan dapat lebih mengenal dan ikut serta dalam melestarikan tradisi Jemparingan. Selain itu, diharapkan juga dapat meningkatkan daya tarik wisata budaya di Banyumas, sehingga lebih banyak wisatawan yang berkunjung ke kota tersebut untuk menikmati kekayaan budaya dan heritage yang dimiliki.
Dengan dukungan pemerintah, paguyuban, dan masyarakat yang semakin meningkat, Gladhen Ageng Jemparingan di Kecamatan Banyumas memiliki prospek yang cerah untuk terus berkembang dan menjadi salah satu agenda wisata budaya yang menarik di Indonesia. Keberhasilan pelaksanaan Jemparingan ini menjadi bukti komitmen dan kerja keras dalam melestarikan budaya lokal serta mengangkat warisan budaya Banyumas ke tingkat nasional.
Selanjutnya, diharapkan adanya kolaborasi antara Jemparingan dan objek wisata lainnya di Banyumas akan memberikan pengalaman yang lebih kaya dan lengkap bagi para wisatawan. Dengan menikmati keindahan alam, warisan budaya, serta kegiatan Jemparingan yang unik, wisatawan dapat merasakan pesona dan kekayaan yang dimiliki oleh Banyumas.
Dalam rangka merayakan dan mempromosikan Gladen Ageng Jemparingan, pihak penyelenggara juga akan melakukan upaya pemasaran dan promosi yang lebih luas. Melalui media sosial, situs web, dan kerjasama dengan pihak media, informasi tentang Jemparingan akan diumumkan secara luas sehingga dapat menarik minat lebih banyak wisatawan untuk berkunjung dan ikut serta dalam acara tersebut.
Dengan demikian, Gladen Ageng Jemparingan telah menjadi agenda rutin yang diharapkan mampu mengangkat warisan budaya dan wisata Banyumas ke tingkat yang lebih tinggi. Dukungan penuh dari masyarakat, pemerintah, dan pihak terkait akan menjadi kunci keberhasilan dalam melestarikan dan mengembangkan Jemparingan sebagai salah satu simbol budaya yang tak ternilai di Banyumas.