Bupati Pimpin Upacara HUT TNI Ke 70

Oleh Pimpinan TNI di Banyumas, Peringatan HUT TNI ke-70 juga sebagai salah satu ajang pelestarian budaya Banyumasan, dengan menampilkan Gempita Mahardika. Gempita Mahardika merupakan seni kolaborasi antara kenthongan dan seni tari yang menyuguhkan kolaborasi lagu-lagu daerah dan formasi gerakan. Penampilan ini dimeriahkan oleh KODIM 071 Banyumas, POLRES BANYUMAS, BRIMOB SUB DEN 3 Banyumas, SMK Negeri 3 Banyumas, Dinpora Banyumas, Satpol PP,Pemuda Pancasila, FKKPI, serta ormas lainnya. Para aparat ini ikut memainkan alat music kenthongan serta ikut meriahkan dengan membuat formasi angka 70 bersama para penari dari siswa/siswi SMK Negeri 3 Banyumas. Tak heran jika penampilan ini menjadi penampilan yang paling dinantikan oleh masyarakat yang ikut menyaksikan berlangsung upacara peringatan HUT TNI ke – 70.

Penampilan Defile juga tak kalah menarik minat masyarakat untuk tetap menyaksikan peringatan HUT TNI kali ini. Selain melibatkan aparat Negara seperti TNI AD, TNI AU, TNI AL, Polres Banyumas, KORPRI, serta ormas di lingkungan Banyumas, juga melibatkan masyarakat di sekitar Purwokerto. hal tersebut terlihat dari adanya partisipasi komunitas sepeda onthel, masyarakat Banyumas, serta para tukang becak yang ikut meramaikan barisan Defile.

Dipenghujung acara, seluruh peserta upacara membentuk formasi menjari, dengan tumpeng sebagai pusat rotasinya. Serta pemotongan tumpeng, pembagian makanan yang dilakukan oleh aparat, masyarakat dan ormas bagi para peserta upacara. Serta yang paling unik yaitu adanya pembagian bunga dari para awak media kepada para peserta upacara terutama kepada para anggota TNI.

Dari serangkaian HUT TNI yang ke 70 ini, menggambarkan indahnya persatuan dan kerukunan yang dapat diciptakan antar sesama masyarakat dan aparat. Danrem 071 Wijayakusuma Kolonel Infanteri Dwi Wahyu Winarto mengatakan kedepannya, kegiatan yang melibatkan partisipasi banyak pihak ini dapat terus berjalan, sehingga menjadi satu nilai lebih bagi Banyumas sebagai daerah yang mengusung tinngi nilai “brayan” atau gotong royong.