Jumat, 2 Desember 2016 16.20
“Lokasi ini merupakan salah satu
daerah yang telah dipetakan untuk dilakukan mitigasi bencana. Daerah ini
termasuk daerah rawan longsor,” kata Adhy Karyono dalam sambutannya.
Adhy juga mengenakan rompi kepada Bupati Banyumas, Achmad Husein sebagai Pembina Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kabupaten Banyumas dan Achmad Mustakim Anggota DPR RI, sebagai Pembina Tagana Nasional sekaligus tanda peresmian kampung siaga bencana.
Adi menambahkan, agar penanganan
bencana alam berjalan efektif, pemerintah harus melibatkan masyarakat. Dalam
undang-undang juga sudah diamanatkan, setiap warga negara wajib ikut serta
dalam penanganan bencana alam.
“Taruna Siaga Bencana (Tagana) merupakan sukarelawan, tidak dibayar. Mereka hanya mendapatkan uang tali asih Rp 100.000 setiap bulan. Namun, animo masyarakat untuk bergabung sangat tinggi, daftar tunggunya panjang,” ujar dia.
Kabid Perlindungan Jaminan Rehabilitasi
Sosial (PJRS) Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans)
Banyumas, Agus Sriyono, dalam laporannya mengatakan, ada 60 warga yang
dikukuhkan menjadi kader siaga bencana.
Mereka merupakan warga dari Desa
Ketenger, Karangsalam, Karangtengah, Kemutug Lor dan Kemutug Kidul, Kecamatan
Baturraden. Selain itu, warga di sekitar baturraden, yakni Desa Melung,
Kecamatan Kedungbanteng.
“Pengukuhan ini bertujuan
meningkatkan kesiapsiagaan bencana dengan melibatkan seluruh elemen masyarakat
di daerah rawan bencana. Kegiatan pelatihan kader siaga bencana digelar sejak
29 November sampai 1 Desember,” katanya.
Kader siaga bencana dibekali materi
mengenai kebijakan yang terkait perisitwa bencana alam, manajemen logistik,
manajemen kampung siaga bencana, dan dapur umum. Kegiatan ditutup dengan
simulasi bencana yang melibatkan sedikitnya 200 warga, pelajar dan pramuka.
Penulis: Tommy
Editor:
Copyright ©2024 Suara Purwokerto. All Rights Reserved
Version: 1.23.3 | Build ID: FHBRa1vRFd-dgFqX1RoWX