Profil

Practical Parenting: Tumbuhkan Sifat Solider dan Suka Berbagi

Kamis, 11 Agustus 2022 09.49

Practical Parenting: Tumbuhkan Sifat Solider dan Suka Berbagi

Suara Purwokerto - Kata sifat "solider" dapat dimaknai memiliki rasa senasib atau sama-sama merasakan penderitaan, sehingga menumbuhkan rasa kebersamaan. Kebersamaan, atau rasa senasib sepenanggungan dalam kehidupan bermasyarakat biasa disebut solidaritas (sosial). Refleksi dari hal tersebut adalah sikap saling menolong, saling menghormati, hidup bergotong-royong, saling bertegur sapa, menjaga kerukunan, dan lain sebagainya.
Kata lain solidaritas adalah kesetiakawanan sosial, yang ditandai dengan kekompakan. Solidaritas tidak (saja) cukup dalam kata-kata, namun mesti mewujud dalam tindakan nyata. Dan, menumbuhkan solidaritas pada jiwa anak perlu dilakukan disemai semenjak dini: melalui sikap saling memberi alias suka berbagi.
Cobalah tengok, untuk mewujudkan solidaritas dan kekompakan, di bangku sekolah perlu ditetapkan berlakunya pakaian seragam sekolah. Siswa dari golongan kaya maupun kurang berpunya sama-sama memakai satu pakaian, yang jenis, model corak corak bahannya serupa.
Di kalangan anak-anak balita, tuntutan atas kesetaraan menjadi semacam naluri. Coba saja Anda cermati tatkala Anda membelikan mereka mainan. Jika sang kakak dibelikan barang mainan A, maka adiknya akan menuntut dibelikan barang yang sama; demikian pula sebaliknya.
Ternyata, tuntutan atas kesetaraan tidak hanya barlaku bagi anak-anak namun juga orang dewasa. Acap kali, orang berpunya menuntut pembagian bantuan sosial (bansos) lantaran tetangganya beroleh bantuan namun dirinya tidak.
Jika tidak dikelola dengan baik, tuntutan ini bisa menimbulkan disharmoni di masyarakat. Tuntutan atas perolehan bansos tidak tepat jika didasari alasan kesetaraan. Melainkan lebih pada kelayakan seseorang memperoleh bansos, dan kesadaran bagi yang (tidak layak) mendapatkannya.
Mengajari anak-anak untuk suka berbagi dengan teman-teman sebaya adalah hal brilian sekaligus urgen untuk menumbuhkan sifat solider. Berbagi tidak harus selalu dalam jumlah banyak, namun lebih pada waktu yang tepat: pada pukulan pertama.
Ketika kita membelikan jajan anak balita kita, lalu ada anak kecil lain yang melihat dan menangis, maka kita harus responsif dan bertindak cepat. Belikan jajanan serupa, minta anak kita untuk berbagi  dengan anak yang menangis itu. Bila jajanan yang ada hanya satu buah, misalnya, maka mintalah ia untuk memotongnya menjadi dua. Dan semisalnya.
Jika kita tidak berbuat cerdas seperti di atas, sama halnya kita menanamkan kepada anak kita: sifat egois, tidak peduli, kikir, dan sifat-sifat buruk lainnya.
Ajarkan anak-anak kita untuk suka berbagi, tanpa harus berharap imbalan. Suka berbagi akan menumbuhkan sifat solider, mengasah rasa empati, serta melembutkan hati nurani. Suka berbagi tak harus menunggu lusa atau nanti, namun apa yang ada dan memungkinkan pada kondisi terkini. Nah!

Penulis: Akhmad Saefudin SS ME

Editor: Andi Ismer

Berita Terkait

Copyright ©2024 Suara Purwokerto. All Rights Reserved

Version: 1.23.3 | Build ID: FHBRa1vRFd-dgFqX1RoWX