Nasional

Serba Salah, Harga Rawit Merah Terus Turun Petani Berpotensi Merugi

Minggu, 19 Maret 2017 21.28

Suara Purwokerto -  Harga cabai rawit merah mulai berangsur turun. Melimpahnya pasokan membuat harga cabai rawit merah turun dari posisi puncaknya sekitar Rp 130.000/kg menjadi Rp 80.000/kg.

Para konsumen tentunya gembira dengan adanya penurunan harga tersebut. Namun di satu sisi jika penurunan harga terus terjadi berpotensi menimbulkan kerugian bagi para petani.

Sekretaris Jenderal Asosiasi Agrobisnis Cabai Indonesia (AACI), Abdul Hamid memprediksi penurunan harga cabai akan terus terjadi hingga Juni mendatang.

"Penurunan bisa sampai bulan puasa. Ini justru yang saya khawatirkan. Kalau terlalu murah petani bisa merugi," tuturnya saat dihubungi detikFinance, Minggu (19/3/2017).

Hamid menjelaskan, untuk harga saat ini di level Rp 80.000/kg para petani masih bisa meraup keuntungan yang lumayan. Sebab harga jual di petani sebesar Rp 65.000/kg dengan modal produksi saat kondisi normal sekitar Rp 8.000-9.000/kg.

Namun dia perkirakan penurunan harga akan terus terjadi dengan posisi harga jual terendah di level Rp 15.000/kg. Hal itu lantaran masih ada beberapa wilayah yang mulai memasuki masa panen. Belum lagi banyak petani cabai kriting yang beralih menanam cabai rawit merah lantaran tergiur keuntungan saat harganya masih melambung tinggi.

"Harga Rp 15.000/kg itu bisa saja terjadi, itu harga eceran loh. Ini yang saya khawatirkan. Semakin banyak yang tanam pada saat panen jadi berlimpah, otomatis jadi murah lagi harganya," imbuhnya.

Hamid menjelaskan, jika harga jual di pasar di level Rp 15.000/kg maka harga jual di petani sekira Rp 5.000/kg. Petani akan menanggung rugi karena asusmsi biaya produksi cabai rawit merah saat kondisi normal sekitar Rp 8.000-9.000/kg.

Memang dirinya mengakui, pada saat harga cabai di level Rp 130.000/kg para petani meraup untung besar, sebab harga jual petani saat itu sekitar Rp 60.000-70.000/kg. Sementara biaya produksi hanya Rp 19.000/kg. Namun hanya sedikit dari petani yang bisa meraup keuntungan tersebut.

"Mungkin hanya 20% dari seluruh petani yang bisa dapat untung itu. Karena sisanya mereka gagal panen lantaran kondisi cuaca. Itu juga yang membuat pasokannya sedikit," tukasnya.

Untuk itu dirinya berharap pemerintah bisa menjaga harga rawit merah di level normal yakni di kisaran Rp 30.000/kg. Dengan begitu konsumen dan petani bisa sama-sama diuntungkan.

"Sebenaranya masalah cabai ini baik mahal atau murah yang penting dikelola tata informasinya dengan baik. Informasi stok di pedagangnya bukan di gudang. Sekarangkan belum akurat. Dengan begitu harga bisa dijaga di level normal," tandasnya.

Posted By : Lensa Banyuma
News Source : Detiknews

Penulis: Ari

Editor:

Berita Terkait

Copyright ©2024 Suara Purwokerto. All Rights Reserved

Version: 1.23.3 | Build ID: FHBRa1vRFd-dgFqX1RoWX