Hiburan

Mukzizat untuk Michael Anthony

Jumat, 14 April 2017 03.33

Suara Purwokerto -   Tidak selamanya kekurangan menjadi penghalang seseorang untuk berprestasi. Banyak contoh orang yang memiliki keterbatasan fisik tapi mampi berprestasi melebihi sesamanya yang lebih sempurna. Hal tersebut dialami Michael Antony.
          Ia pun mendapat penghargaan rekor dunia sebagai pianis tunanetra dan autis usia 13 tahun mempergelar resital piano tunggal. Demikian sosok Michael Anthony, seorang remaja usia 14 tahun kelahiran Jakarta yang tunanetra dan autis tapi mampu menunjukkan kepiawaianya dalam bermusik. Ia begitu lihai memainkan piano dan jadi pianis muda berbakat luar biasa peserta program Recital Master Class di Jaya Suprana School of Performing Arts. Dalam rangka akan tampil di Sydney Opera House, ia menggelar konser resital piano tunggal di Ruang Resital Erasmus Huis, Jakarta, Sabtu 8 April 2017.
            “Michael Anthony sejak lahir tuna netra dan autis, namun pada usia 8 tahun tanpa mengenal notasi musik dan tanpa tahu siapa itu Ludwig van Beethoven dan tanpa bimbingan siapa pun hanya berkat beberapa kali secara kebetulan atas kehendak diri sendiri mendengar rekaman tiga mahasonata mahakarya Ludwig van Beethoven sudah hafal luar kepala serta mampu utuh mempergelarakan Sonata opus 13 dalam c kecil yang populer dengan sebutan Pathetique, Sonata opus 27 nomor 2 dalam cis kecil “Moonlight“ serta Sonata opus 57 dalam f kecil yang mashur dengan sebutan Appassionata ketiga-tiganya adalah mahakarya sang mahapujangga musik Ludwig van Beethoven, “ kata Jaya Suprana kepada wartawan seusai Michael Anthony menggelar konser resital piano tunggal di Ruang Resital Erasmus Huis, Jakarta, belum lama ini.
          Anak muda kelahiran Denpasar, Bali, 27 Januari 1949, ini menerangkan, “Sekedar informasi bagi mereka yang belum tahu bahwa Appasionata merupakan mahakarya seni musik paling rumit, paling sulit, paling problematis, paling rapuh maka menjadi paling berbahaya untuk dipergelar di panggung resital perlu saya kisahkan bahwa diri saya sebagai pemegang rekor dunia pianis pertama yang mempergelar resital piano tunggal dengan keseluruhan repertoar terdiri dari karya seni musik Indonesia di panggung gedung kesenian paling bergengsi di planet bumi masa kini, Carnegie Hall baru mampu memainkan Appasionata setelah babak belur, bersimbah keringat, air mata dan darah mempelajarinya selama setahun penuh pada masa saya berusia 21 tahun.”
           Dikatakan Presiden Komisaris Jamu Jago Grup (yang didirikan tahun 1918), meski sudah relatif mampu memainkannya namun ia tidak cukup punya percaya diri untuk mempergelar mahakarya mahasulit dan maharumit itu di panggung resital piano tunggal. “Pada suatu petang hari pada tahun 2012 mendadak saya mendengar Appassionata dimainkan oleh entah siapa di salah satu ruang di Jaya Suprana School of Performing Arts, Mall of Indonesia, Jakarta. Saya terkejut ketika mengetahui bahwa yang memainkan Appassionata ternyata adalah Michael Anthony yang pada masa itu baru berusia 8 tahun yang berarti 13 tahun lebih muda ketimbang saya ketika di Jerman dengan susah-payah mampu memainkan Appassionata. Tak terbayangkan sebelumnya dalam khayalan saya yang paling khayal bahwa ada seorang anak berusia 8 tahun penyandang tunanetera dan autis tanpa bimbingan, tanpa didikan, tanpa pengarahan siapa pun , secara mendadak langsung mampu menghafal dan memainkan Appassionata, “ papar pianis, komponis, pemrakarsa Recital Master Class Programm sebagai inkubator para pianis muda Indonesia
          “Jelas bahwa kenyataan luar biasa semacam itu tidak lagi masuk kategori jenius sebab sudah merupakan mujizat yang memang hanya bisa terjadi atas Kehendak Yang Maha Kuasa. Pada saat itu saya memang melihat fakta realita bahwa otak dan sanubari Michael Anthony sudah mampu menghayati Appassionata namun tulang dan otot jari-jemari tangan anak usia 8 tahun itu belum berkembang untuk siap mempergelar Appasisionata di panggung resital piano tunggal, “ imbuhnya.
         “Syukur Alhamdullilah, Jaya Suprana School of Performing beruntung memiliki seorang mahaguru piano alumnus Yayasan Pendidikan Musik Jakarta asuhan sang Empu Pianis Indonesia, Iravati Sudiarso, yaitu Ivana Chandra yang kemudian kami percayakan untuk mendidik dan menggembangkan kemampuan tehnis pianistis Michael Anthony, “ pungkasnya bangga.
          Dalam konser resital piano tunggal di Ruang Resital Erasmus Huis Jakarta, Michael Anthony menciptakan rekor dunia sebagai pianis tunanetra dan autis usia 13 tahun mempergelar resital piano tunggal dengan repertoire Jaya Suprana: Rhapsodia Lir Ilir / Georg Friederich Haendel: Harmonious Blacksmith / Sergei Rachmaninoff: Prelude in g minor, op 23 no 5/ Felix Mendelssohn : Rondo Capriocioso, op 14/ Franz Liszt : Hungarian Rhapsody no 6/ Claude Debussy: Prelude from Pour le Piano / Alberto Ginastera: Danzas Argentinas serta Ludwig van Beethoven: Sonata opus 57 dalam f kecil “Appassionata”. Sebuah peristiwa mujizat yang belum pernah ada sepanjang sejarah peradaban umat manusia di planet bumi ini. (Buyil)

Penulis: Administrator

Editor:

Berita Terkait

Copyright ©2024 Suara Purwokerto. All Rights Reserved

Version: 1.23.3 | Build ID: FHBRa1vRFd-dgFqX1RoWX