Budaya

Ebeg Adi Wandu Budoyo Pentas di Patikraja

Jumat, 29 Juni 2018 11.21

Suara Purwokerto - Kelompok Ebeg Waria “Adi Wandu Budoyo” akan menggelar pentas perdana di Lapangan Adhi Karsa, Patikraja, pada Jumat Kliwon, 29 Juni 2018 mulai pukul 13.00 WIB. Pentas ebeg waria ini diharapkan akan memperkaya khasanah budaya Banyumas.

Adi Wandu Budoyo merupakan kelompok kesenian binaan Dewan Pimpinan Daerah Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kabupaten Banyumas. Ketua DPD PSI Banyumas, Fitra Agustina, mengatakan, selama ini kelompok waria seringkali dipinggirkan dan dianggap sebagai warga kelas dua, bahkan kelas tiga. 

 Biar bagaimana pun, kawan-kawan waria kan sesama warga negara yang memiliki hak dan kewajiban yang sama dan dijamin oleh Undang-undang Dasar.ungkap ibu lima orang anak yang akrab dipanggil dengan nama Chika ini.

Menurut Chika, PSI dengan DNA anti-korupsi dan anti-intoleransi tidak bisa membiarkan diskriminasi pada kelompok manapun. “PSI dan saya pribadi selama ini memegang teguh prinsip, bahwa sebagai mahluk sosial, manusia punya kewajiban memanusiakan manusia,” ujarnya.

Pernyataan Chika itu diamini oleh Sigit Widodo, calon anggota DPR-RI daerah pemilihan Kabupaten Banyumas dan Kabupaten Cilacap dari PSI. “Kawan-kawan waria Banyumas datang ke PSI dan mengadu, selama ini mereka selalu didiskriminasi. Mereka selalu dicurigai, bahkan ketika ingin membuat kegiatan-kegiatan positif untuk mengentaskan waria-waria yang mangkal di jalanan,” ujarnya.




Saat mengadu ke PSI, waria meminta dukungan untuk dapat melakukan kegiatan-kegiatan positif. “Mereka ingin membuktikan bahwa waria juga dapat berprestasi seperti warga negara lainnya. Tentu saja kami sangat mendukung. Dengan dukungan PSI pada kegiatan-kegiatan positif, diharapkan ke depannya waria dapat bekerja dan berprestasi. “Nantinya kawan-kawan waria jangan lagi mangkal di jalanan karena bermasalah secara sosial dan memiliki risiko kesehatan yang tinggi,” ujar pria kelahiran Purwokerto 43 tahun silam ini.

Dari diskusi bersama PSI, lahirlah gagasan untuk membentuk ebeg waria. Sigit dan Chika diminta untuk menjadi pembinanya. “Tentu kami dengan senang hati menerima permintaan ini karena tujuannya positif,” ujar Sigit. Pria yang sedang  mengambil program doktoral Ilmu Komunikasi di Universitas Indonesia ini kemudian mengusulkan nama “Adi Wandu Budoyo” sebagai nama kelompok kesenian ini. “Artinya waria yang berbudaya tinggi,” ujar Sigit.Rudi Lukmanto, sesepuh waria yang juga bergabung dan memimpin Adi Wandi Budoyo berharap agar langkah ini dapat terus dijalankan. “Saya sebagai sesepuh, ingin mengarahkan kawan-kawan waria menjadi lebih benar. Ke depannya bisa berprestasi di bidang seni dan meninggalkan dunia malam,” katanya. Menurut waria yang akrab dengan panggilan Reka Lulu ini, akhirnya ada pihak yang benar-benar peduli dengan kelompok waria dan dia mengajak agar para waria tidak menyia-nyiakan kesempatan ini.

Agar dapat tampil dengan baik sesuai dengan kaidah seni budaya Banyumas yang benar, Adi Wandu Budoyo dilatih oleh guru ebeg senior, Suyatno. Sesepuh yang terkenal dengan panggilan Mbah Ganong ini berasal dari Desa Kedung Wuluh Kidul, Patikraja. 

Dengan pengalaman bertahun-tahun melatih ebeg hingga ke pentas tingkat nasional, Mbah Ganong berhasil melatih kelompok ebeg waria dalam waktu yang singkat. “Saya mau membimbing kawan-kawan waria karena saya melihat mereka sebagai sesama manusia,” ujarnya.

Mbah Ganong berharap, waria-waria dapat lepas dari dunia malam dengan berprestasi melalui kesenian lokal.


Penulis: Rel/Afi

Editor: Ismer

Berita Terkait

Copyright ©2024 Suara Purwokerto. All Rights Reserved

Version: 1.23.3 | Build ID: FHBRa1vRFd-dgFqX1RoWX