Budaya

Sabtu besok digelar Festival Seni Unggulan Banyumas

Jumat, 7 April 2017 06.35

Suara Purwokerto - Banyumas merupakan daerah yang kaya akan kesenian, yang kental dengan tradisi tradisi masyarakat. Agar kesenian tersebut lestari, setiap tahunnya Pemerintah Kabupaten Banyumas melalui Dinas Pemuda Olah Raga Kebudayaan dan Pariwisata (Dinporabudpar), menggelar festival seni unggulan.

Kepala Bidang Kebudayaan Dinporabudpar Deskart Sotyo Jatmiko mengemukakan, pihaknya bakal menggelar Festival Seni Unggulan Banyumas mulai 8 April hingga 29 April di tiga tempat.

Festival akan diikuti oleh 27 perwakilan kecamatan. Setiap titik, dipentaskan sembilan kelompok. Kegiatan perdana di Lapangan Kecamatan Wangon Sabtu (8/4) besok menampilkan kesenian dari kecamatan Lumbir, Wangon, Jatilawang, Purwojati, Rawalo, Gumelar, Ajibarang, Pekuncen, dan Cilongok.

Titik kedua digelar di Alun-alun Banyumas, Sabtu (15/4) dengan peserta Kecamatan Tambak, Sumpiuh, Kemranjen, Kebasen, Patikraja, Banyumas, Somagede, Kalibagor dan Sokaraja.

Untuk pentas di titik ketiga, di Lapangan Desa Rempoah Kecamatan Baturraden, Sabtu (29/4) dengan penampilan dari Kecamatan Purwokerto Utara, Baturraden, Kedungbanteng, Sumbang, Kembaran, Karanglewas, Purwokerto Barat, Purwokerto Timur, dan Purwokerto Selatan.

Deskart menyebutkan, penyebaran lokasi pementasan ini bermaksud untuk mendekatkan masyarakat pada seni Banyumasan. Selain terhibur, mereka juga bisa menyaksikan kesenian Banyumas yang unik di sekitar wilayahnya.

”Metode ini sudah diterapkan pada Festival tahun lalu, hasilnya meriah dan masyarakat terhibur dengan tontonan yang lebih dekat,” katanya

Festival tersebut diharapkan dapat memancing semangat para pelaku seni yang mulai jarang dipentaskan. Para seniman perwakilan kecamatan dapat memunculkan kesenian unggulan yang unik serta menggarap pementasan dengan lebih menarik, sehingga masyarakat yang menyaksikan juga ikut tertarik

Terkait penampilan dipanggung Deskart mengemukakan, para pelaku seni dan seniman dapat menampilkan kemampuan terbaik. Mereka menggarap seni tradisi menjadi seni pentas, agar menarik dipertontonkan.

”Seni tradisi bisa dikemas dan dikembangkan menjadi seni pentas yang menarik. Artinya, pelaku seni dan seniman Banyumas harus memiliki ide kemasan pentas yang enak untuk dinikmati,” ujarnya 

Meski demikian, Deskart mengakui, ada sejumlah kelompok kesenian yang perlu mendapat perhatian. Di samping jadwal pentas minim, pelaku seninya juga makin sedikit, dikhawatirkan bakal punah. Lantaran kurang menarik dan makin ditinggalkan. 

”Seperti rinding, gumbeng, bongkel, pakeong yang pelaku seninya sudah berusia tua. Itu perlu diperhatikan dan didampingi,” ujarnya.


Penulis: Administrator

Editor:

Berita Terkait

Copyright ©2024 Suara Purwokerto. All Rights Reserved

Version: 1.23.3 | Build ID: FHBRa1vRFd-dgFqX1RoWX