Lingkar Banyumas

Nyusu Enem Wulan Sing Kenceng, Biyunge Slamet Anake Waras

Jumat, 18 Januari 2019 13.19

Nyusu Enem Wulan Sing Kenceng, Biyunge Slamet Anake Waras

Suara Purwokerto - Puskesmas Purwokerto Timur terus menggalakkan “Gerakan Membaca Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)” bagi Ibu hamil dan keluarganya serta melakukan sosialisasi tentang ASI Eksklusif kepada ibu hamil, suami dan keluarga khususnya orang-tua. Kegiatan tersebut 
Atik Novita Hidayah Bidan Puskesmas 1 Purwokerto Timur mengatakan kesehatan ibu dan anak menurutnya menjadi PR pemerintah dan masyarakat untuk bersama sama mengatasi permasalahan tersebut. Untuk itulah pihaknya terus melakukan edukasi dan inovasi dalam dalam pelayanan kesehatan. 
“Inovasi dalam rangka menyelamatkan ibu dan bayi mewujudkan “Biyunge Slamet Anake Waras”, dilaksanakan diberbagai forum PKK, Posyandu dan kegiatan lainya,” katanya
Menurutnya saat ini Banyumas masih dihadapkan pada tingginya angka kematian ibu, dan kematian bayi serta stunting. Maka dengan membaca Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), serta mendongkrak pemberian ASI Eksklusif untuk mencapai generasi yang berkulaitas dan menghindari kuntet atau stunting.
“Kelas Bapake Mamake dan Kelas Keluarga dengan jargon “Inyong Rika Mbah Asi” untuk mewujudkan “Biyunge Slamet Anake Waras” melibatkan suami, orang tua dan juga keluarga ibu hamil,” lanjutnya 
Vita menambahkan kunci menyusui adalah keyakinan ibu dan merasa bahagia karena faktor psikologis yang didukung oleh nenek baik mertua atau ibu, suami dan keluarga yang satu rumah dengan ibu menyusui. Meski kelas bapake mamake dan kelas keluarga dengan jargon “Inyong Rika Mbah Asi, sebenernya merupakan pengembangan dari kelas ibu hamil yang selama ini selalu rutin dilakukan oleh semua Puskesmas.
“Namun didalam kelas ibu hamil jarang sekali melibatkan keterlibatan suami dan keluarganya sehingga dukungan dari keluarga sekitar itu sangat kurang, dalam rangka mendongkrak asi eksklusif inikami mengajak bapak-bapak atau para suami atau para pengasuh  nenek ataupun ibu mertua agar semuanya satu persepsi tentang asi yaitu yakin bisa memberikan asi eksklusif selama 6 bulan atau nyusu enem wulan sing kenceng,” katanya
Vita menambahkan dengan pemberian ASI yang berkualitas, dijamin anak akan jauh lebih berkualitas, sehat pertumbuhannya dan tidak mengalami stunting.
“Ingat bahwa anak dibawah enam bulan, cukup hanya dengan ASI, tidak perlu makanan tambahan. Jadi salah apabila para orang tua menganjurkan memberikan makanan tambahan baik pisang maupun bubur kepada bayi dibawah enam bulan,” jelasnya.
Ibu yang batu pertama menyusui cenderung, mengikuti apa kata ibu atau mertua. Maka Vita meyakinkan kepada para orang tua untuk tidak menganjurkan ibu menyusui memberi makanan tambahan untuk bayinya. Vita juga menjelaskan tata cara menyusui yang baik dari cara duduk, posisi bayi dan interaksi ibu kepada anaknya.

Penulis: Parsito

Editor: Andy Ist Merdeka

Berita Terkait

Copyright ©2024 Suara Purwokerto. All Rights Reserved

Version: 1.23.3 | Build ID: FHBRa1vRFd-dgFqX1RoWX