Lingkar Banyumas

Anggota Persit Kartika Chandra Kirana Ikuti Pelatihan "Shibori"

Selasa, 15 Januari 2019 20.55

Anggota Persit Kartika Chandra Kirana Ikuti Pelatihan \"Shibori\"

Suara Purwokerto - Anggota Persit Kartika Chandra Kirana Koorcab Rem 071 PD IV/Diponegoro menggelar pertemuan rutin dalam rangka menjalin silaturahmi dan meningkatkan kreativitas anggotanya melalui kegiatan pelatihan "Shibori", Selasa (15/1/2019) di Gedung Pertemuan A.Yani Makorem 071/Wijayakusuma Sokaraja Banyumas. Pelatihan "Shibori" disampaikan Ny.Saras Andi Bagus, Ketua Persit Kartika Chandra Kirana Cabang XVII Dim 0702/Purbalingga.
Ketua Persit Kartika Chandra Kirana Koorcab Rem 071 Ny. Anita Dani Wardhana mengatakan, kerajinan tekstil "Shibori" berkembang sejak abad 16, ketika Jepang mulai terbuka dengan dunia barat dan pakaian tradisional sudah mulai ditinggalkan. 
"Kaum muda di Jepang mulai senang memakai kaos dan celana layaknya orang barat, berupa pewarnaan kain", ujarnya. 
Dikatakan, teknik pewarnaan dilakukan dengan mencelupkan kain pada zat pewarna alami dan memberikan perlindungan pada bagian kain tertentu yang tidak ingin diwarnai. Pada mulanya, zat pewarna untuk kain shibori menggunakan bahan alami seperti kayu secang, kayu tegeran, rebusan kulit buah jolawe atau kulit kayu manggis. 
Seiring dengan kemajuan teknologi, pewarnaan shibori bergeser pada pewarna tekstil komersial. Sehingga sepintas teknik shibori mirip jumputan atau batik celup di Indonesia. Yang membedakan adalah, setiap teknik shibori mempunyai nama khusus yang memiliki arti. 
"Secara teknik, maka teknik shibori melakukan proses eksplorasi lebih pada teknik tekan atau sekka, lipat atau itajime, ikat atau arashi dan jahit atau nul", terangnya. 
Ny. Anita berharap agar para anggota dapat menyerap dan mempelajari ilmu keterampilan ini sebaik mungkin, sehingga kedepan para anggota dapat dan mampu membekali diri dengan berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan. Ia juga berharap, dengan kegiatan ini, ibu-ibu bila bergaul ditengah masyarakat akan percaya diri dan dihargai karena mempunyai kemampuan dan keterampilan untuk menciptakan peluang wira usaha sekaligus menambah penghasilan ekonomi keluarga apabila ditekuni dengan baik
"Bila ibu-ibu ajarkan pengetahuan dan keterampilan ini kepada masyarakat dilingkungannya, berarti ibu-ibu telah melakukan perbuatan baik berupa amal jariyah, karena telah memberikan ilmu pengetahuan, wawasan dan keterampilan bermanfaat bagi orang lain", pungkasnya.
Parsito

Penulis: Parsito

Editor: Andy Ist Merdeka

Berita Terkait

Copyright ©2024 Suara Purwokerto. All Rights Reserved

Version: 1.23.3 | Build ID: FHBRa1vRFd-dgFqX1RoWX