Jumat, 14 September 2018 15.56
Doa Bersama Pengeboran Sumur Kedua PLTPB Gunung Slamet
Suara Purwokerto - Jajaran PT Sejahtera
Alam Energy (SAE) selaku pelaksana proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi
(PLTPB) Baturraden/Gunung Slamet, mengundang berbagai pihak untuk diajak berdoa
bersama Kamis (13/2) di di "Utility Area" Proyek PLTPB Gunung Slamet,
Paguyangan, Kabupaten Brebes. Doa bersama dilakukan menjelang pengeboran sumur
kedua atau "Well Pad F" yang masuk wilayah Kecamatan Cilongok,
Kabupaten Banyumas. Acara tersebut dihadiri oleh Penjabat Bupati Banyumas Drs
Budi Wibowo M.Si bersama Dandim dan perwakilan Forkompinda, Camat Cilongok
berserta tokoh masyarakat, kemudian juga perwakilan dari Pemkab Brebes dan
Forum Pimpinan Kecamatan Paguyangan bersama tokoh masyarakat.
Saat memberi sambutan
Pj Bupati Banyumas Budi Wibowo mengatakan bahwa doa bersama merupakan wujud
serah diri memohon kepada Allah walapun sudah dikaji secara ilmilah dan nalar.
Tetapi dengan berserah diri kepada Tuhan semoga semua akan menjadi lebih baik
dengan pertolongan Allah SWT.
“Dengan pengalaman
pengeboran pertama, semua harus evaluasi terhadap semua yang terjadi, untuk
mengeliminir permasalahan yang ada,” kata Pj Bupati.
Bupati mengajak semua
pihak mendukung program ini, karena Proyek PLTPB Gunung Slamet pada tahun 2022
diharapkan dapat menghasilkan listrik sebesar 110 megawatt dan pada tahun 2026
sebesar 220 megawatt.
Direktur PT SAE Bregas
H. Rochadi mengatakan, Kamis ini merupakan doa bersama, sambil menunggu persiapan
area. Sebelum mulai (pengeboran) pihaknya menunggu inspeksi dari pemerintah yang
akan dilaksanakan tanggal 17 September.
Rochadi mengakui jika pihaknya sebenarnya berharap inspeksi tersebut
dilaksanakan pada hari Kamis (13/9) bersamaan dengan kegiatan doa bersama
sehingga pengeboran dapat segera dilakukan.
"Doa kan pengeboran dapat segera bisa dilaksanakan, kapan saja kami siap,"
katanya.
"Well Pad F"
yang akan segera dibor menurut Rochadi berada di sebelah selatan "Well Pad
H" yang pengeborannya telah selesai. "Well Pad H" berada pada
ketinggian 1.900 meter di atas permukaan laut (mdpl) sedangkan "Well Pad
F" pada ketinggian 1.400 mdpl.
"'Well Pad H' kedalamannya mencapai 3.477 meter. Kami menemukan panas di
sana tetapi tidak bisa diekstrak panas buminya sehingga lubang tersebut
dijadikan sebagai sumur untuk pengambilan data agar apa yang akan dilakukan di
'Well Pad F' bisa jauh lebih baik," katanya.
Rochadi menambahkan "Well Pad F" yang akan segera dibor sebenarnya
sasaran utama dalam proyek PLTPB karena dari kajian permukaan merupakan pusat
sumur panas bumi yang ada di Gunung Slamet sehingga peluang menghasilkan panas
buminya lebih besar.
Presiden Direktur PT SAE Daniel Moelk mengatakan rencana pengeboran di
"Well Pad F", ditargetkan mencapai 3.500 meter dan rencana dapat diselesaikan
dalam waktu 60 hari.
“Kami optimistis pengeboran di "Well Pad F" akan jauh lebih baik dari
"Well Pad H" karena berdasarkan kajian merupakan pusat dari panas
bumi di Gunung Slamet. Dengan perkiraan listrik yang dihasilkan dari satu sumur
di "Well Pad F" berkisar 6-7 megawatt,” katanya
Jika "Well Pad F" bisa ditemukan panas bumi, di tempat itu bisa
dilakukan pengeboran untuk empat hingga enam sumur dengan arah berbeda.
Parsito
Penulis: Parsito
Editor: Andy Ist Merdeka
Copyright ©2024 Suara Purwokerto. All Rights Reserved
Version: 1.23.3 | Build ID: FHBRa1vRFd-dgFqX1RoWX