Lingkar Banyumas

Mahasiswa UNSOED Berdayakan Petani Melati di Kabupaten Batang

Senin, 2 Juli 2018 21.44

Mahasiswa UNSOED Berdayakan Petani Melati di Kabupaten Batang

Suara Purwokerto - Mahasiswa Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto yang tergabung dalam Tim Program Kreatifitas Mahasiswa Pengabdian Masyarakat (PKM-M) melaksanakan program pemberdayaan petani melati di Desa Depok, Kecamatan Kandeman, Kabupaten Batang. Anggota Tim PKM berjumlah 5 mahasiswa yakni 4 mahasiswa dari Program Studi Agribisnis dan 1 mahasiswa dari Program Studi Pendidikan Ekonomi. Program pemberdayaan masyarakat bertujuan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat yang mayoritas merupakan petani melati.

Ketua Tim Imam Fauron mengatakab kegiatan dimulai dengan sosialisasi dan pelatihan dilakukan pada tanggal 12-13 Mei lalu. Menurutnya sebagian petani melati di desa Depok belum tergabung kelompok tani, sehingga sering terjadi permainan harga melati oleh tengkulak sehingga harga melati cenderung tidak stabil dan murah. 

"Untuk menambah pendapatan petani melati maka diperlukan keahlian lain untuk mengolah melati menjadi barang yang memiliki nilai jual seperti penyuluhan pembuatan minyak atsiri dan pelatihan pembuatan sabun dari melati afkir”, jelasnya.

Setelah sosialisasi rangkaian program selanjutnya yaitu  pembentukan Kelompok Usaha Bersama Melati Depok  (KUBE MELDOK) yang didalamnya terdapat pembentukan kepengurusan serta pembahasan AD ART KUBE. Kemudian acara dilanjutkan dengan  sosialisasi pembuatan minyak atsiri,dan sosialisasi serta pelatihan pembuatan sabun melati dari melati afkir. Di akhir acara, tim PKM juga memberikan sejumlah alat dan bahan yang diperlukan untuk pembuatan sabun dari melati afkir yang selanjutnya akan diunakan untuk produksi berkelanjutan.

Tim berharap dengan adanya program pelatihan pembuatan sabun ini dapat menambah wawasan para petani melati mengenai pemanfaatan lain dari melati serta dapat meningkatkan pendapatan para petani melati dan tidak lagi bergantung pada penjualan melati ke tengkulak. 

Saali salah satu petani mengatakan selama ini harga melati selalu tidak stabil dan cenderung rendah. Durunta tidak bisa menentukan harga jual bunga melati kami sendiri.

"Sehingga pengeluaran lebih besar daripada pendapatan yang diperoleh.” katanya.

Program pemberdayaan masyarakat mendapat sambutan baik dari Kepala Desa Depok, H.Muhayar. Kegiatan pendampingan berakhir bulan  Juni. Setelah program pengabdian ini, rencananya akan disusun program tindak lanjut agar usaha sabun melati Desa Depok tersebut berjalan lancar. Bentuk usaha tindak lanjut yang dilakukan berupa pengembangan dan perluasan pemasaran.

Musa

Penulis: Musa

Editor: Parsito

Berita Terkait

Copyright ©2024 Suara Purwokerto. All Rights Reserved

Version: 1.23.3 | Build ID: FHBRa1vRFd-dgFqX1RoWX